4 Ide Aktivitas Multisensori Pada Anak Level SD Kelas 1-3

3 comments
Konten [Tampil]
Berbicara tentang generasi alpha dengan segala kemajuannya sebenarnya sama seperti membahas tentang anak pada umumnya. Memang yang membedakan adalah era kelahiran mereka sehingga orang tua harus lebih peka dalam memantau dan memberikan stimulasi tumbuh kembang anak secara optimal. Sebelumnya kita sudah membahas tentang beberapa contoh aktivitas stimulasi bagi anak usia dini, sekarang kita akan membahas tentang ide kegiatan stimulasi multisensori pada anak level SD Kelas 1 -3. Apa itu stimulasi multisensori?

Stimulasi multisensori adalah serangkaian aktivitas yang diberikan oleh orangtua untuk merangsang ketajaman fungsi panca indra anak. Meliputi pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan. Kegiatan ini ini tentunya menjadi hal penting bagi orang tua untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. 
contoh aktivitas stimulasi bagi anak usia dini, sekarang kita akan membahas tentang ide kegiatan stimulasi multisensori pada anak level SD Kelas 1 -3. Apa itu stimulasi multisensori?
Tumbuh kembang optimal pada anak merupakan dambaan dari setiap orang tua sehingga orang tua perlu terus mengembangkan diri, menambah ilmu pengetahuan agar mendapatkan hal baru yang dapat menjadi pengayaan bagi orang tua dalam mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak secara optimal.

Aktivitas multisensori yang bisa dilakukan sangatlah bervariasi. Untuk yang anak usia sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 3 yang bisa dilakukan dan diharapkan adalah melakukan kegiatan berikut:

1. Melakukan kegiatan yang menggunakan multisensori.

Aktivitas multisesnsori merupakan kegiatan yang menggunakan banyak pancaindra. Contoh kegiatannya misalnya bernyanyi sambil menari. Kegiatan ini masih bisa dilakukan oleh anak-anak kelas 1 maupun kelas 2.
Aktivitas multisesnsori merupakan kegiatan yang menggunakan banyak pancaindra. Contoh kegiatannya misalnya bernyanyi sambil menari. Kegiatan ini masih bisa dilakukan oleh anak-anak kelas 1 maupun kelas 2.

Kenapa harus stimulasi multisensori? Karena dengan multisensori akan lebih memudahkan anak untuk menguasai konsep tertentu. 

Sebagai contoh ketika anak sedang belajar tentang sifat-sifat air. Dia bisa belajar air melalui mendengarkan suara aliran air, gemericik air. Saat mendengarkan ini pun dia bukan cuman mendengar menggunakan telinganya tapi menggunakan panca indranya. Anak bisa juga melihat langsung wujud dari air seperti apa melalui indera penglihatannya. Dia juga bisa menyentuh, meraba langsung airnya dan tahu bagaimana bentuknya dengan indera perabanya. Nah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam satu waktu dengan melibatkan panca indra inilah itu yang dinamakan aktivitas multisensori.

Ide aktivitas multisensori lain misalnya bermain di alam. Saat bermain di alam, anak pasti bisa mendengar suara binatang misal kicau burung, suara kucing, dan lain sebagainya. Selain itu juga bisa melihat langsung keadaan sekitar. 

Saat anak berjalan di alam bebas atau di sekitar taman, tangannya mungkin menyentuh tanaman, memegang hewan, sehingga jadi lebih cepat pemahamannya. Kita pun sebagai orang tua akan lebih cepat tahu apa yang menjadi minatnya karena kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk eksplorasi minat dan bakat anak.

2. Melakukan percobaan sederhana.

Ide aktivitas multisensori anak SD kelas 1 sampai 3 yang bisa orang tua terapkan adalah melakukan percobaan sederhana.
Ide aktivitas multisensori anak SD kelas 1 sampai 3 yang bisa orang tua terapkan adalah melakukan percobaan sederhana. Orang tua bisa mengajak anak melakukan percobaan sederhana berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari oleh anak. 

Kegiatan melakukan percobaan sederhana tidak hanya menjadi aktivitas stimulasi untuk anak di usia dini atau preschool. Saat anak di tingkat sekolah dasar pun bisa dilanjutkan. Harapannya, dengan percobaan ini akan memudahkan anak dalam belajar.

Percobaan ini juga dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari di sekolah. Di sinilah kemudian dibutuhkan kerjasama antara orang tua dan guru. Perlu ada komunikasi antara guru dan orang tua untuk membahas apa yang sedang dipelajari dan apa yang bisa dilakukan di rumah ataupun di sekolah. Sehingga anak bisa mengalami atau mendapatkan pengalaman langsung mengenai materi tertentu.

Misalnya tugas membuat es krim, saat membuat es krim kita bisa minta anak untuk amati prosesnya. Pada akhirnya anak akan mengetahui ternyata wujud benda cair itu bisa berubah jadi menjadi padat. Melalui percobaan ini anak tidak hanya senang mengetahui perubahan itu, namun juga senang dengan percobaan sederhana yang dilakukannya.

3. Melakukan aktivitas memasak bersama.

Ide kegiatan stimulasi multisensori anak berikutnya yang bisa dilakukan orang tua adalah melakukan aktivitas memasak bersama.
Ide kegiatan stimulasi multisensori anak berikutnya yang bisa dilakukan orang tua adalah melakukan aktivitas memasak bersama. Aktivitas ini masih bisa dilakukan anak-anak SD kelas 1 sampai 3. Memang sebagai orang tua harus paham bahwa jika dibandingkan dengan preschool, pada anak kelas 1 sampai 3 SD tantangannya sudah perlu ditingkatkan. 

Bukan hanya sekedar mengenal bentuk, orang tua bisa mengajak atau meminta anak berhitung. Ini karena anak-anak sudah mulai mendapatkan pelajaran atau mulai belajar matematika. 

Contoh aplikasi aktivitas eksperimen di dapur ini adalah orang tua bisa meminta anak menghitung jumlah bahan makanan yang diperlukan. Lalu kemudian kalau memang sudah mulai masuk ke pembelajaran pembagian, orang tua bisa meminta anak untuk membagi makanan sama rata untuk semua anggota keluarga. Tentu dengan cara sederhana. Melalui kegiatan ini anak akan paham konsep dasarnya dan tidak hanya paham berupa angka dan teks yang dibaca di dalam buku.

4. Membaca buku cerita bersama dan diskusi dua arah

Ide aktivitas stimulasi berupa membaca buku cerita dan membangun diskusi dua arah yang pernah orang tua lakukan ketika anak di usia dini, masih bisa dilakukan pada anak kelas 1 sampai 3 sekolah dasar.
Ide aktivitas stimulasi berupa membaca buku cerita dan membangun diskusi dua arah yang pernah orang tua lakukan ketika anak di usia dini, masih bisa dilakukan pada anak kelas 1 sampai 3 sekolah dasar. 

Pada level ini, orang tua tidak hanya membaca buku cerita bersama, namun juga membuat ritual mengobrol atau diskusi dua arah. Saat diskusi, orang tua menambah ritual mengobrol bukan hanya berdasar dari membaca buku cerita tapi memang membicarakan aktivitas sehari-hari yang telah dilalui. Jadi bukan hanya cerita. 

Anak-anak SD kelas 1 sampai 3 pasti sudah mengalami banyak interaksi dengan teman-teman dan gurunya di sekolah. Inilah yang kemudian bisa dijadikan bahan pembahasan dalam ritual mengobrol, yaitu membahas mengenai aktivitas sehari-hari yang dia lakukan.

Sebagai orang tua kita tidak hanya bertanya tadi di sekolah anak-anak belajar apa? Tapi lebih jauh dari itu, kita bertanya secara terbuka kepada anak tentang apa kegiatan dilakukannya hari ini. 

Saat orang tua menanyakan hal ini akan mendorong anak untuk menceritakan hal yang memang mengesankan bagi dia di hari itu. Dia akan menceritakan hal yang memang menurut dia paling menarik. Dari cerita anak, maka sebagai orang tua akan jadi lebih tahu juga apa minat dan bakat anak-anak. Orang tua akan tahu apa dan kemana arah potensi yang dimiliki anak akan dikembangkan kemudian hari.


Related Posts

3 comments

  1. menarik banget untuk dicoba, pasti jadi kegiatan fun untuk orgtua dan anak, serta bisa menguatkan bonding 😇

    ReplyDelete
  2. 4 kegiatan multisensori di atas kesenangan anak-anak banget, Mas Sugi. Kita sebagai orang tua harus siap banget mendampingi mereka untuk aktivitas yang sangat positif itu, ya.

    ReplyDelete

Post a Comment