Menyelami Cerpen Sebuah Karya Fiksi

Konten [Tampil]
Bersyukur sekali bisa bertemu dengan sebuah komunitas yang sangat memberikan kontribusi dalam dunia literasi. Tentunya bagi saya yang sangat miskin ilmu literasi sangat bersyukur bisa belajar menemukan the big why dalam menulis. Setelah belajar tentang tulisan fiksi dan nonfiksi, belajar tentang puisi, kini kembali mendalami dan menyelami dunia literasi, khususnya non fiksi. Menyelami cerpen dan unsur-unsurnya sebagai sebuah karya fiksi.
deeva collection
Designed by using canva
Menyelami unsur dan cerpen-cerpennya seperti menyelami dalamnya lautan luas. Semakin menyelami, semakin menantang. Semakin mendalami, akan semakin banyak keindahan yang bisa kita temui. Apalagi dalam kelas open recruitment one day one post ini, bisa belajar banyak pengalaman. Menimba ilmu dari mereka yang sudah lebih dahulu menekuni bidangnya.

Bertemu dengan narasumber yang sudah banyak menorehkan karya. Menorehkan rasa dan pikiran dalam goresan tinta sebagai bagian dari perjalann kehidupan. Sangat bangga juga saat bisa belajar dari yang luar biasa, Pringadi Abdi Surya.

A. Sekilas Pringadi Abdi Surya

menulis cerpen
Designed by using canva
Pringadi Abdi Surya, sosok lelaki yang dilahirkan sehari setelah peringatan HUT Kemerdekaan ReI. Lahir di Palembang pada 18 Agustus beberapa tahun silam. Saat ini mengisi waktunya dengan beraktivitas di Ditjen Perbendaharaan.

Mengapa saya mengatakan ia sosok yang luar biasa? Karena ia pernah terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Sumatra Selatan 2009. Tak hanya itu emerging writer pada Makassar International Writers Festival 2014 dan ASEAN Literary Festival 2016 juga diraihnya.

Beberapa karya hasil olah rasa dan karsa terbukukan dalam beberapa judul buku seperti Sejumlah Pertanyaan tentang Cinta (Elexmedia), PHI (Shiramedia), Simbosa Alina (Gramedia), 4 Musim Cinta (Exchange), dan Hari yang Sempurna untuk Tidak Berpikir (IBC).

Pemilik blog catatanprigadi ini merupakan lulusan D4 Akuntansi STAN dan saat ini dalam proses untuk menyelesaikan tugas belajarnya pada Magister Administrasi Publik di Universitas Sriwijaya.

B. Apa itu Cerpen?

deeva collection
Designed by Using Canva
Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk. Makna ini bukan semata pendeknya. Cerpen juga harus memiliki kemampuan untuk membuat pembacanya menikmati hingga selesai cerita.

Cerpen berbeda dengan novel. Sehingga tidaklah tepat jika ada anggapan bahwa cerpen bentuk pendek dari novel. Cerpen dan Novel adalah sama-sama karya sastra namun dengan memiliki seni yang berbeda.

Dalam kaitannya berapa jumlah kata dalam sebuah cerita pendek, pada pelaksanaannya itu tergantung pada kebijaksanaan media yang memberikan ruang. Saat ini cerita pendek yang umum kita baca terdiri dari 800-1500 kata. Dewasa ini kita sudah sangat jarang menemukan cerita pendek dengan jumlah kata di atas 2000 kata.

Salah satu cerpen dengan jumlah kata di atas 2000 kata yang berkesan adalah Bawuk, karya Umar Kayam. Menurut Pringadi, penulis kekinian yang masih punya napas panjang, di antaranya Ardy Kresna Crenata, Rio Johan, Cicilia Oday.

C. Penggerak Cerita

Secara umum ada dua aliran utama yang menjadi penggerak dalam sebuah cerita. Aliran ini membuat cerita yang ditulis menjadi hidup, dan dapat dinikmati dengan nyaman oleh para pembaca. Dua aliran utama itu adalah

1. Tokoh dan Perannya

a. Penokohan

Seorang penulis dalam membangun dan memahami penokohan, akan membuat potensi-potensi penceritaan bermunculan.

Dalam tokoh fiksi (ada yang menyebutnya homofictus), tokoh disyaratkan tidak boleh moderat. Tokoh bukan sosok yang biasa-biasa saja. Namun penulis harus berani mengambil sikap untuk menarik karakter ini ke titik ekstrem tertentu.

Untuk menuju ke titik ekstrem, seorang tokoh harus memiliki motif. Motif ini akan sangat erat hubungannya dengan latar belakang tokoh yang utuh.

Hal yang paling menentukan kesuksesan cerita adalah seberapa tekun penulis melakukan deskripsi karakter sebelum cerita ditulis. Leila S. Chudori
Tokoh dalam cerita tidaklah berdiri sendiri. Ernest Hemingway dalam sebuah surat yang ditulis tahun 1934 kepada F. Scott Fitzgerald berkata: “If you take real people and write about them you cannot give them other parents than they have (they are made by their parents and what happens to them) you cannot make them do anything they would not do. Invention is the finest thing, but you cannot invent anything that would not actually happen… Goddamn it you took liberties with peoples’ pasts and futures that produced not people but damned marvellously faked case histories.”

Artinya semua dimulai dari sebuah karakter, seorang tokoh. Ketika kita memulai cerita, kita memulainya dengan seorang tokoh. Ketika kita menciptakan sebuah karakter atau seorang tokoh, itu berarti kita juga menciptakan keluarganya sekaligus. Memberinya masa lalu, dan sebagainya.

Cerita-cerita penting dalam kesusastraan (baik cerpen maupun novel) menjadi bukti bahwa dalam sebuah cerita selalu ada tokoh-tokoh yang berkesan dan "abadi".

b. Peran Tokoh

Pada umumnya, penokohan memiliki beberapa peran:
  1. Pertama, ada protagonis. Protagonis tidak melulu orang yang baik. Protagonis adalah tokoh utama yang memiliki tujuan. Bisa jadi dia jahat.
  2. Kedua, ada antagonis. Antagonis pun bukan berarti tokoh yang jahat. Antagonis adalah tokoh yang menghalangi protagonis mencapai tujuannya.
  3. Ketiga biasanya juga ada sidekick. Sidekick adalah orang terdekat dari tokoh utama.

2. Plot

Dikutip dari Wikipedia disebutkan bahwa Plot dalam karya sastra, film, cerita, atau narasi lainnya, adalah urutan beberapa peristiwa, dan setiap peristiwa tersebut memengaruhi peristiwa berikutnya melalui prinsip sebab-akibat. Peristiwa sebab-akibat dari suatu plot dapat dianggap sebagai serangkaian peristiwa yang dihubungkan oleh penghubung "dan seterusnya".

a. Plot dalam Prosa

Berikut beberapa jenis plot dalam prosa yang dapat digunakan dalam membuat sebuah cerpen.

1. Drama 3 Babak

Ini merupakan plot yang paling umum dalam prosa dikenal dengan “Drama 3 Babak” yang terdiri dari perkenalan karakter dan problem (babak 1), puncak problem/klimaks (babak 2), dan penyelesaian (babak 3).

2. Menulis dengan Ci Luk Ba

Dalam proses menulis kreatif, Ayu Utami seorang penulis mengemukakan ide dalam proses menulis kreatif yang dikenal dengan Ci-Luk-Ba. Ci-Luk-Ba seperti dilansir edukasi.kompas.com berisi penjelasan sebagai berikut:

  • Ci adalah bagian awal, ketika orang dewasa atau pencerita memperkenalkan wajah (atau tokoh) pada anak (pembaca).
  • Luk adalah bagian tengah, ketika wajah itu ditutup dan terjadi dua kemunginan: apakah wajah itu akan kembali atau tidak.
  • Ba adalah bagian ketika penyelesaian dari tegangan itu diberikan.

3. Menulis dengan gaya jurnalistik, Asakadamba

Menulis dengan gaya asakadamba ini adalah proses menulis yang mencakup pertanyaan-pertayaan mendasar yaitu
  • apa = what = ide/tema
  • siapa = who = tokoh
  • kapan = when = latar waktu
  • di mana = where = latar tempat
  • mengapa = why = motif/plot
  • bagaimana = how = alur
4. Menulis dengan teknik in Media Res

In media res merupakan sebuah teknik penulisan cerita yang bermula langsung di tengah cerita, biasanya langsung ke bagian yang penting dari sebuah cerita. In media res juga bisa dijelaskan sebagai sebuah teknik penulisan dengan cara meletakkan potongan klimaks di awal cerita, lalu flashback, kemudian alurnya maju lagi ke penyelesaian konflik.

Dalam penulisan cerita, teknik menunjukkan perencanaan yang matang sebelum cerita ditulis. Proses perencanaan ini biasanya memakan waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan riset yang membutuhkan waktu, penentuan sudut pandang penceritaan.

Related Posts

Post a Comment