Menemukan The Big Why dalam Menulis

1 comment
Konten [Tampil]
Senin, 06 September 2021 menjadi waktu spesial untuk belajar tentang kepenulisan. Pagi itu mendapatkan pemberitahuan, pengumuman, sekaligus undangan di Grup Besar ODOP 9 untuk masuk ke kelas menulis. Ada waktu seharian untuk bisa bergabung di kelas bimbingan ini. Grup Mengapa Menulis merupakan grup sementara untuk belajar kepenulisan, menemukan The Big Why bersama Komunitas One Day One Post dengan nara sumber Florensia Prihandiri.

Untuk bergabung ke dalam kelas ini ada waktu sehari, yaitu hingga pukul 17:00 WIB. Selebihnya link grup akan direset oleh panitia. Hmm, makanya saya segera bergabung selagi masih melihat pemberitahuan. Namanya juga banyak grup lain, suka muncul godaan melihat notifikasi grup lain, yang ada malah lupa untuk masuk bergabung dengan grup yang ada. Jadi, saya segera masuk undangan grup itu. Setidaknya satu langkah sudah selesai, mengamankan seat.

Sebelum masuk materi, saya mau memperkenalkan dulu sosok Kak Flo yang menjadi sebagai Pekan 1 dalam open recuitment komunitas odop batch 9.

A. Siapakah Florensia Prihandini?

the big why dalam menulis
Designed by Using Canva

Florensia Prihandini akrab disapa Kak Flo adalah seorang blogger, content writer, dan marketer . Dia sudah banyak mencurahkan ide dan gagasannya memalui tulisan di berbagai media penulisan.

Memiliki karya solo berjudul Stupid Rena. Saya sendiri belum tahu juga apa jenisnya. Masuk fiksi atau non fiksi. Apalagi kisah yang diangkat atau apa isinya, juga belum paham. Masih adakah bukunya Kak Flo? Siapa tahu bisa membaca keseluruhan isi (ngarep). Karya lain yang sudah dihasilkan yaitu antologi, Mengeja Patah Merangkai Hati.

Dia aktif di komunitas ODOP dan sekaligus mendapatkan amanat sebagai ketua untuk Open Recruitment ODOP Batch 9.

B. Menemukan The Big Why Dalam Menulis.

alasan menulis
Materi bersama Kk Flo ini berlangsung selama 2 jam. Mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Setelah perkenalan oleh moderator, agenda dilanjutkan dengan materi inti, Mengapa Menulis untuk menemukan The Big Why.

Dalam acara ini, Kak Flo membuka dengan sebuah kutipan dari salah satu tokoh mahsyur dalam dunia kepenulisan di Indonesia, yaitu Pramoedya Ananta Toer. Ini dia, kutipannya:
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Menemukan The Big Why, berarti menemukan alasan yang kuat mengapa menulis/ motivasi yang mendasari kita untuk menulis sesuatu.

Materi ini dibuka dengan  memberikan sebuah ulasan tentang kepenulisan. Mengapa menulis? Dia menekankan hal di sini bukan sekedar menemukan alasan mengapa menulis. Namun, lebih dari itu yaitu memikirkan hal apa yang menjadi alasan kuat bagi kita “The Big Why” dalam mempengaruhi keputusan untuk menulis.

Dia menegaskan, menulis bukan sekedar menggoreskan pena, atau hanya menggabungkan huruf menjadi kata. Kata menjadi frase. Frase menjadi kalimat, kalimat dirangkai menjadi paragraf hingga tergabung menjadi sebuah teks utuh.

Baginya menulis lebih dari itu semua. Menulis jika diikuti dengan motivasi yang baik dan benar, akan menghasilkan tulisan yang terarah, konsisten, dan tentuknya memiliki makna.

C. Enam Alasan Mengapa Menulis.

menemukan the big why dalam menulis

Materi inti pada malam itu adalah alasan mengapa menulis. Banyak sekali alasan untuk menulis yang bisa dibaca dari berbagai berbagai referensi dan literatur. Enam alasan mengapa menulis dalam materi dipilih karena dianggap sebagai alasan mendasar yang harus dipahami atau dimengerti oleh setiap orang, khusunya penulis.

1. Menangkap dan Mengikat Ide/Gagasan

Menangkap dan mengikat ide/gagasan merupakan hal penting. Bagi sebagian ornag mungkin melihat ini adalah hal sederhana. Hanya mencatat beberapa kata atau kalimat yang dituangkan sebagai kerangka tulisan.

Tujuannya tidak lain, adalah agar ide-ide itu tidak hilang begitu saja dibawa angin atau obrolan lain yang membuat kita melupakannya. Apalagi di era sekarang, banyak sekali ide atau gagasan yang bisa ditemui di luar. Ini harus bisa ditangkap dan diikat.

Kalau saya biasanya memaksimalkan fungsi gawai yang selalu dibawa saat di luar rumah. Mencatat hal yang dianggap menarik dan bisa menjadi bahan tulisan pada aplikasi tertentu.

Setelah idatau gagasan diikat, maka hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan ide itu menjadi sebuah tulisan yang utuh dan memiliki makna.

2. Tujuan Persuasif

Tujuan persuasif dari tulisan adalah untuk membuat pembaca merasa yakin terhadap gagasan yang diutarakan. Melalui tulisan atau teks persuasif penulis berusaha meyakkinkan pembaca akan apa yang ditulis. Mempengaruhi pembaca untuk menerima atau melakukan gagasan yang dibaca atau diterima.

3. Menyebarkan Informasi

Tulisan berisi informasi yang secara sengaja disebarkan kepada pembaca. Saat aini ei era digital berbagai jenis informasi dapat diperoleh dan diterima banyak orang. Mereka dapat mengakses setiap informasi melalui berbagai media online, seperti media sosial, blog, atau aplikasi.

Orang dari berbagai kalangan bisa menikmati berbagai informasi yang diinginkan. Tidak hanya sebagai penikmat, saat ini orang-orang juga bisa menjadi kreator dari informasi.

4. Mengekspresikan Diri dan Personal Branding

Melalui tulisan setiap orang dapat mengekspresikan diri, mengaktualiasikan diri dan mengalirkan perasaan di dalamnya. Konsistensi dalam menulis, dan gaya kepenulisan yang dimiliki bisa menjadi penguat citra diri. Tentunya ini akan menjadi salah satu proses bagi diri untuk memperkuat personal branding.

5. Self Healing/ Upaya Penyembuhan Diri

Menulis sebagai sebuah upaya penyembuhan diri lebih menekankan pada proses untuk menulis. Menulis merupakan salah satu cara atau upaya untuk menyembuhkan dengan cara yang sederhana, tidak memakan banyak biaya, dan tidak membutuhkan tanggapan dari orang lain.

Tulisan dapat menjadi salah satu proses penyembuhan karena penulis dapat mengekspresikan perasaan dan emosi yang dimiliki.

Hal yang perlu diperhatikan saat menulis untuk penyembuhan adalah dengan menyimpannya sendiri dan hanya digunakan untuk konsumsi pribadi bukan untuk konsumsi umum.

Menulis dapat dijadikan sebagai media terapi karena dengan menulis, seseorang yang mempunyai masalah berarti memproses emosinya dengan bercerita melalui menulis, sehingga masalah tidak disimpan dan tidak menambah beban psikologis.

Bercerita dan menulis cerita memiliki efek membuka diri, mencurahkan perasaan dan pikiran (Prosesing Emosi), eksternalisasi masalah, menemukan sebab-akibat, berpikir secara runtut, terstruktur, mengaktifkan metakognisi (berpikir atas aktivitas berpikir), menemukan makna/solusi.

6. Menulis sebagi Sumber Penghasilan

“Menulis bukan sekedar sebagai tempat untuk curhat dan mengisi waktu luang” ujar Kak Flo dalam sesi yang dibawakannya. Lebih lanjut dia memaparkan bahwa saat ini banyak sekali orang yang menghasilkan tambahan pundi-pundi untuk keluarga dari hasil menulis.

Pendapatan mereka ini didapatkan dari sumber seperti adsense, kerjasama promosi dengan berbagai brand (bisa berupa micro atau macro influencer), profesi sebagai content writer, karya yang dibuat seperti buku, atau ketika menjadi pemenang dalam lomba blog.

Pada akhir sesi, narasumber menekankan pada seluruh peserta untuk menjaga konsistensi. Hal ini karena konsistensi merupakan kunci dalam berproses menjadi penulis yang baik. Salah satu cara untuk menjaga konsistensi adalah bergabung dalam komunitas seperti One Day One Post.

Awal saya nge-blog hanya ingin berbagi informasi, semakin ke sini semakin tertarik untuk mengembangkan. Saat ini saya fokus agar bisa mengelola blog dengan konsisten yaitu deeva collection

Teman-teman masuk alasan yang mana menulisnya? Setelah membaca tulisan ini kira-kira sudah sudahkah menemukan The Big Why mengapa menulis? 

Related Posts

1 comment

  1. Kalau saya menulis baru sekedar mencurahkan ide yang muncul aja jadi hasil tulisannya yaa blm layak untuk dikonsumsi khalayak ramai

    ReplyDelete

Post a Comment