5 Cara Menumbuhkan Semangat Belajar Anak

36 comments
Konten [Tampil]
Sekolah online sudah cukup lama berjalan. Tahun ajaran baru juga di awali dengan belajar secara online. Apakah anak-anak masih bersemangat belajar? Kalau mereka tidak semangat adakah cara menumbuhkan semangat belajar anak? 
cara menumbuhkan semangat belajar
Design by using canva

Kehidupan ini adalah question and answer, masalahnya adalah kita lebih sering bertanya jawaban dari pada bertanya tentang pertanyaan apa yang harus ditanyakan pada diri. Saat mendampingi anak seringkali kita orang tua fokus pada apa jawabannya, bukan fokus pada apa masalah yang dihadapi anak. 

Ujung-ujungnya, saat anak sudah mendapatkan jawaban dengan bantuan orang tua, semangat anak masih kurang. Bahkan mungkin, mungkin ya, anak akan menggantungkan pada orang tua yang dianggap serba bisa. Membantu mencarikan jawaban atas suatu pertanyaan tidak bisa terus menerus dilakukan oleh orang tua. Mengapa? Alih-alih mau menumbuhkan semangat belajar atau disiplin belajar pada anak, yang ada malah anak menjadi tergantung pada orang tua. 

Jadi jangan heran ketika kemudian anak tidak bisa melakukan recall terhadap apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Mengapa? Karena mereka mendapatkan jawaban bukan dari hasil mereka berpikir. Mereka tidak punya kenangan bagaimana dia mendapatkan atau menemukan jawaban yang kemudian akan memotivasi mereka. 

Anak akan berpikir, kemarin saya bisa menemukan jawabannya meskipun lama. Sekarang pasti bisa menemukan juga. Itulah yang ada dibenak mereka. 

Lantas bagaimana cara menumbuhkan semangat belajar anak? Apa yang perlu dilakukan orang tua? Ini dia cara menumbuhkan semangat belajar anak. 

1. Berikan dan munculkan motivasi 

Motivasi bisa memberikan sumbangsih dalam membangun semangat belajar anak. Hal ini dikarenakan motivasi pada setiap diri selalu naik turun, tak terkecuali dengan anak-anak. 

Ada kalanya motivasi internal atau dari dalam diri sudah cukup, namun ada kalanya motivasi dari dalam diri menurun. Untuk itu, diperlukan motivasi dari eksternal atau dari luar. Motivasi dari eksternal bisa didapat dari guru, teman, atau orang tua. 

Motivasi bagi anak dapat orang tua berikan dalam berbagai macam bentuk misal dengan memberikan pujian atas keberhasilan anak. Memberikan apresiasi karena anak bisa menyelesaikan tugasnya juga bisa menjadi penguat bagi anak. Bagaimana jika orang tua tidak mau memberikan pujian pada anak atau tidak pernah memberikan apresiasi kepada anak? Tentunya lama-lama anak juga akan cuek, menjawab sekenanya, bahkan patah semangat. 

Kenapa orang tua tidak mau memberikan pujian atau apresiasi? Bisa jadi orang tua tidak mau memberikan apresiasi karena memandang apa yang dilakukan anak dari sudut pandangnya sebagai orang tua yang sudah lebih dahulu belajar. Merasa sudah lebih dahulu mengetahui dan memahami, sehingga menganggap apa yang dilakukan anak adalah hal remeh yang tak perlu ditanggapi. Bisa juga karena orang tua melihat apa yang dilakukan anak adalah hal sepele. Sehingga merasa hal itu tidak perlu diberikan apresiasi. 

Sebaliknya jika orang tua memposisikan diri pada posisi anak-anak, berada dalam cara pikir seorang anak, akan mendapati setiap yang dilakukan anak adalah sebuah keberhasilan yang layak di apresiasi. 

Sekali-sekali orang tua bisa memberikan kejutan kepada anak berkaitan dengan belajarnya. Katakan kepada anak kalau dia begitu berharga bagi orang tua.

Pemberian pujian, atau apresiasi kepada anak akan memberikan motivasi yang tentunya akan menumbuhkan semangat belajar pada anak. 

2. Berikan perhatian kepada anak.

Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak akan memberikan kesan tersendiri. Anak akan merasa kalau dia dihargai. 

Kepedulian orang tua akan menjadikan anak merasa istimewa. Bisa jadi suatu waktu anak mendatangi orang tua dan bercerita tentang banyak hal, maka sebagai orang tua,  tugas yang dilakukan adalah memperhatikan dan menyimak setiap yang disampaikan oleh anak. 

Bisa jadi anak menyampaikan kesulitan yang ditemuinya saat belajar. Hal ini kemudian bisa orang tua jadikan sebagai bahan diskusi dengan suami/istri untuk menemukan solusi bagi anak agar bisa kembali bersemangat dalam belajar. 

3. Tanggapi dengan antusias 

Saat anak sedang belajar, dan menyampaikan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, tanggapilah dengan serius. Dengarkan apapun yang dikatakannya. Jangan memotong pembicaraan anak, karena itu akan membuat anak merasa tidak diberikan kesempatan. Sama seperti halnya orang dewasa, anak juga tidak senang apabila pembicaraannya diputuskan begitu saja. 

4. Luangkan waktu untuk anak 

Sebagai orang tua yang memang memiliki banyak kesibukan, harus meluangkan waktu untuk anak-anak. Jangan sampai kesibukan membuat orang tua tidak memiliki waktu luang untuk membersamai anak. 

Sebaiknya orang tua menyediakan waktu khusus untuk bersama anak-anak. Mengisinya dengan berbagai macam aktivitas yang menyenangkan bersama anak-anak. Kita bisa mengajaknya bermain bersama. Mengajaknya berbelanja kebutuhan rumah tangga, atau sekedar jalan-jalan ke taman. 

Bergabunglah dengan aktivitas yang dilakukan anak. Misal anak lagi menggambar, kita bisa ikutan bergabung dengan anak. Ini bisa menjadi media penyemangat bagi anak. Menjadi media komunikas antara orang tua dengan anak. Orang tua juga bisa memasukkan nilai-nilai pendidikan di dalamnya.

Waktu yang diluangkan oleh orang tua untuk membersamai anak akan menjadikan anak merasa diperhatikan. Menjadikan mereka merasakan kehadiran orang tua dalam kehidupannya. 

Jika tidak bisa sehari penuh bagaimana? Setidaknya sebagai orang tua selalu memiliki waktu luang untuk bisa membangun komunikasi dan interaksi bersama anak-anak meskipun hanya beberapa menit. 

5. Munculkan rasa ingin tahu 

Memunculkan rasa ingin tahu anak, bisakah dilakukan orang tua? Jawabannya tentu bisa, karena orang tua sudah lebih dahulu mengalami banyak hal. Namun, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana memunculkan rasa ingin tahu anak? 

Salah satu cara yang dapat orang tua terapkan adalah dengan menyediakan waktu khusus untuk membaca bersama anak. Suatu ketika saat mencoba memulai membacakan buku untuk anak pertama saya. Ternyata saat membacakan buku untuk anak, banyak sekali pertanyaan yang muncul dari benaknya sehubungan dengan apa yang dibacakan. Hal ini muncul karena dunia anak adalah dunia imaginasi. Bagaimanapun juga anak akan mencari tahu agar dapat menghubungkannya dengan kehidupan nyata.

Nah, itu dia ulasan mengenai 5 cara menumbuhkan semangat belajar anak. Semoga menjadi penyemangat bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar utamanya anak belajar secara daring di mana peran orang tua sangat dibutuhkan.

Related Posts

36 comments

  1. Nah ini tips yang mau kucoba adalah memunculkan rasa ingin yahu pada anak.. Mo buat mereka penasaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes mb, kalau pas baca buku selalu ada oertanyaan dari anak-anak. Pun kalau ayahnya lagi webinar, atau pas lagi kelas fotografi, banyak pertanyaan. Dan saya senang, karena sebagai figur ayah seharusnya ditanyakan anak

      Delete
  2. tips-tips kaya gini nih yang orang tua butuhkan di saat belajar anak belum stabil antara on line dan of line.
    Merasakan sekali bagaimana jadi orang tua yang harus membimbing anak-anak belajar, sebelum mereka semangat, orang tuanya pun ternyata harus semangat dalam membersamai belajar mereka, ya.
    Terima kasih mas Ugi untuk informasinya

    ReplyDelete
  3. Dari obrolan dengan beberapa ibu-ibu di lingkungan, memang mereka kewalahan melihat semangat anak-anak yang pada akhirnya terjun bebas terutama sejak belajar daring. Nanti Bunda share ke mereka artikel ini... biar bs jadi masukan

    ReplyDelete
  4. memang penting ya pak, kita masuk ke dunia anak. biar bisa memahami anak dan membantu mereka semangat berlajar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, Mb. Kalau masuk dunia anak akan paham yang dirasakan anak.

      Delete
  5. wkw .. jadi inget waktu ortu saya nyuruh2 belajar dulu :D sekarang jadi merasa berdosa karena belajar aja mager wkw :D

    ReplyDelete
  6. Dampak yang dirasakan saat pandemi saat ini salah satunya adalah semangat belajar yg kurang,, yg sibuk justru org tuanya...tapi mudah mudahan tips ini bisa menjadi alternatif org tua...

    ReplyDelete
  7. Bener banget pak..
    Kalau habis baca buku..saya selalu diberondong banyak pertanyaan...😅

    Tadi habis isya aja masih tanya..dulu Rasulullah khitannya pakai apa mi?

    Dan anak kedua saya sudah terlanjur nyaman belajar di rumah..
    Sejak jadi anak SD blm pernah masuk sekolah, sekolahnya udah PTM lama, tapi kami minta ijin blm berangkat

    Nah minggu depan mau kami coba masuk, dia nya ga mau..
    Maunya sekolah di rumah..😅

    Eh malah curcol..makasih sharingnya pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, gpp mb, curcol benas aja mah, semangat selalu ya anak-anak belajarnya.

      Delete
  8. 𝑷𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑷𝑹 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒊𝒏𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌. 𝑩𝒊𝒔𝒎𝒊𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒏𝒚𝒐𝒃𝒂 𝒕𝒊𝒑𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒊𝒔𝒕𝒆𝒏 ..

    ReplyDelete
  9. Terimakasih sharing nya, membantu sekali untuk saya uang baru ber HS untuk pilihan metode pembelajaran anak-anak kami

    ReplyDelete
  10. Terimakasih sharing bergizi nya, membantu sekali untuk metode pembelajaran HS anak-anak kami

    ReplyDelete
  11. Tipsnya bisa dicoba nih di sodara yg lagi mulai sekolah walau belum full satu minggu masuk..
    Jadi inget, dulu ada tetangga yg di tanya kelas berapa sampai gak tau :'(

    ReplyDelete
  12. Kasih waktu buat anak itu poin penting banget, karena banyak ortu yang tak disadari lebih banyak sibuk sendiri.

    ReplyDelete
  13. Makasih ilmunya pak
    Mau ku tabung hihi..
    Nanti bakalan ku praktekan klo udah punya anak sendiri😅😆
    InsyaAllah

    ReplyDelete
  14. Anak-anak emang rasa ingin tahunya tinggi ya, lihat sesuatu yang aneh dikit langsung ditanyain, inilah cara belajar anak sebenarnya.

    Gimana cara kita aja sebagai orangtua untuk memunculkan motivasi dan rasa ingin tahu anak aja. Kadang respon kita terhadap rasa keponya anak-anak itu menjadikan apakah mereka termotivasi atau malah sebaliknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mb, anak pasti punya banyak pertanyaan dibenaknya. Orang tua harus mau belajar dan membaca

      Delete
  15. Keren tipsnya, Pak Giii. Makasih sudah sharing, Pak. Meski belom punya anak sendiri, bisa lah diujicoba ke ponakan🤣

    ReplyDelete
  16. Waaahh bisa banget nih di praktekin buat anakku.. semoga bisa konsisten.. heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mb, belajar bareng, kerjakan dari yang bisa, tidka harus langsung semua. Namanya juga berproses

      Delete
  17. Kalau saya biasanya kalo anak dapat nilai 100, saya kasih medali emas virtual. Kalo sudah ngumpul bisa ditukarkan dengan hadiah menarik. Ini sangat membantu memotivasi anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, asik juga nih untuk feedback bagi anak-anak pak.

      Delete
  18. wah betul 5 poin di atas tapi kadang di poin terakhir itu ortu ga sabaran pengennya anak cepet selesai aja belajar kadang ndak siap dengan pertanyaan yg muncul dari anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua butuh proses, butuh ketelatenan, dan waktu untuk belajar

      Delete
  19. Prihatin dengan kondisi saat ini, anak sekolah tak maksimal mendapat pelajaran. Sekolah terbatas jam tatap muka, sementara orangtua juga tak siap mendampingi anak belajar.

    ReplyDelete
  20. Usia berapa thn kira² pak anak bisa mandiri dan di lepas sndiri. Anaku yg sd kls 4 msh hrus di dampingi nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemandirian bisa ada pada sejak dini. Ada kemandirian untuk usia bayi sampai 3 tahun, ada yang 3-6tahun.

      Kunci untuk kemandirian adalah dengan motivasi, memunculkan rasa percaya diri.

      Mandiri belajarnya ya, Mb? Mandiri kan macam-macam, Mb. Selain kemandiroan dalam belajar tentu ada kemandirian lain yang biasa anak jalankan misal.

      Delete
  21. Suka banget sama warna blognya...unyu, unyu
    Btw, ini memang PR banget buat kita yang anaknya masih daring. Ngandelin banget emaknya...heeheh

    ReplyDelete
  22. pak gimana sih cara memberikan apresiasi tanpa terlihat memuji? kan katanya ga boleh ya, memuji anak secara lansung apalagi terus menerus

    ReplyDelete

Post a Comment